SBY Kenang Momen Terakhir dengan Titiek Puspa

SBY Kenang Momen Terakhir – Kamis malam, 10 April 2025, langit Jakarta tampak mendung, seolah turut merasakan kehilangan yang mendalam. Di Jalan Pancoran Timur, rumah duka Titiek Puspa, mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Dengan mata berkaca-kaca, Sutiyoso mengenang hubungan dekatnya dengan sang legenda musik Indonesia. “Kayak kakak-adik, saya jadi gubernur 10 tahun, Mbak Titiek ini tidak pernah absen acara di Balai Kota, di rumah saya,” ujar Sutiyoso, mengenang kebersamaan mereka yang erat.

Kehadiran yang Selalu Dinantikan

Titiek Puspa, penyanyi senior yang di kenal dengan kemampuannya membawa kegembiraan, selalu berhasil mencuri perhatian di setiap penampilannya. Pada acara makan malam seusai peresmian rumah adat Kudus Yasa Amrta, Rabu (6/9/2023), Titiek mampu mengubah suasana menjadi lebih ceria. Grup musik yang awalnya menyuguhkan lagu keroncong tiba-tiba beralih ke irama riang saat Titiek bergabung, menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam menciptakan keceriaan.

Baca juga : Allequa Perucha Rilis Single Solo Pertama LIFE

Dedikasi Tanpa Batas

Dedikasi Titiek Puspa terhadap dunia musik tak perlu di ragukan. Bahkan di usia yang tak lagi muda, semangatnya untuk berkarya tetap membara. Pada acara perayaan ulang tahun ke-85, Titiek mengenang momen saat pertama kali menerima honor di usia 15 tahun. “Saya berangkat sama rombongan Eli Kasim, bersama 20 orang lainnya,” tuturnya, mengingat perjalanan panjangnya dalam industri musik Indonesia.

Penampilan Terakhir yang Mengharukan

Pada 31 Desember 2023, Titiek Puspa kembali menunjukkan eksistensinya dengan tampil di panggung depan Bundaran Hotel Indonesia. Meskipun sudah memasuki usia senja, ia tetap tampil memukau, membuka penampilan dengan lagu “Gang Kecil”. “Aku sudah nenek-nenek, tapi aku tetap datang,” ujarnya, menegaskan cintanya yang tak terbatas pada panggung musik.

Warisan yang Tak Akan Pernah Luntur

Kehilangan Titiek Puspa adalah kehilangan besar bagi dunia musik Indonesia. Namun, warisan karyanya akan terus hidup, menginspirasi generasi penerus. Seperti yang di ungkapkan oleh Sutiyoso, hubungan mereka lebih dari sekadar profesional; itu adalah ikatan persaudaraan yang tulus. “Kayak kakak-adik,” kenangnya, menunjukkan betapa dalamnya hubungan mereka.

Perpisahan dengan Titiek Puspa meninggalkan luka yang dalam. Namun, kenangan dan karyanya akan terus mengalun, mengisi ruang kosong yang di tinggalkannya. Selamat jalan, Mbak Titiek. Karyamu akan selalu di kenang, dan senyummu akan terus menginspirasi.

Kehilangan yang Tak Tergantikan

Hari-hari setelah kepergian Titiek Puspa di penuhi suasana duka dan penghormatan. Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), turut menyampaikan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Ia mengenang momen terakhir bersama sang diva, yang bukan sekadar seniman, tapi juga sahabat dekat bangsa. Dalam sebuah pernyataan singkat namun menyentuh, SBY menyebut Titiek Puspa sebagai “harta nasional yang tidak akan tergantikan.”

SBY tak hanya menghargai kiprah Titiek di dunia hiburan, tapi juga komitmennya terhadap budaya Indonesia. Dalam berbagai acara kenegaraan, sang maestro selalu hadir, bukan hanya untuk bernyanyi, tetapi membawa semangat, kebijaksanaan, dan ketulusan. “Beliau itu energi positif. Setiap hadir, suasana jadi hidup,” ungkap SBY dalam pernyataannya kepada media.

Simbol Perempuan Tangguh di Era Emas Musik Indonesia

Titiek Puspa adalah simbol kekuatan perempuan di panggung musik. Di saat dominasi industri masih condong ke arah pria, ia tampil sebagai ikon yang membalikkan arus. Lewat lagu-lagunya seperti “Kupu-Kupu Malam”, “Bing”, dan “Apanya Dong”, ia menyuarakan keresahan sosial, cinta, dan ironi kehidupan tanpa takut di anggap melawan arus.

Menurut SBY, yang juga di kenal sebagai sosok penyuka musik, karya Titiek Puspa tak hanya enak di dengar, tapi punya daya dobrak. “Lirik-liriknya cerdas, menyentil, kadang satire. Tapi justru di situ letak keindahannya,” ujarnya. Perempuan satu ini tidak hanya bernyanyi—ia menyuarakan isi hati masyarakat.