Rose BLACKPINK hingga Ed Sheeran Isi Soundtrack Film F1: Perang Suara di Lintasan Liar

Rose BLACKPINK – Bayangkan deru mesin Formula 1 yang menggelegar, berpacu dengan irama vokal Rose dari BLACKPINK yang menusuk emosimu, atau dentuman suara khas Ed Sheeran yang mengalun di tengah ketegangan pit stop. Ini bukan sekadar film balapan biasa. Film F1 terbaru membawa terobosan liar yang memadukan dunia otomotif berkecepatan tinggi dengan superstar musik internasional yang siap membakar adrenalin penonton.

Soundtrack bukan lagi pelengkap. Ia berubah jadi senjata emosional. Dengan menggandeng nama-nama besar seperti Rose dan Ed Sheeran, film F1 ini menabuh genderang perang di dunia sinema. Musik-musik mereka bukan hanya mengiringi adegan, tapi menanamkan rasa, menciptakan denyut, dan membius penonton hingga detik terakhir.

Rose BLACKPINK: Suara Malaikat dalam Dunia yang Bising

Siapa menyangka suara lembut Rose bisa menyatu begitu menggoda dengan kegilaan trek F1? Dalam film ini, Rose menyumbangkan lagu ballad eksperimental yang di padukan dengan beat elektronik bernuansa urban. Suara khasnya yang ringan namun penuh luka, menyeret penonton ke dalam sisi emosional sang pembalap utama—seorang juara yang terjebak antara kejayaan dan kehampaan pribadi.

Rose tak hanya bernyanyi. Ia menciptakan atmosfer. Lirik yang ia nyanyikan menyayat, mengiris dalam, dan melukis sisi gelap dari dunia balap yang sering kali di puja-puja. Suaranya memecah kesunyian di balik gemuruh mesin, membuat setiap adegan terasa lebih manusiawi—lebih dalam, lebih menggugah.

Baca juga : Maroon 5 dan Lisa BLACKPINK Resmi Kolaborasi, Rilis Priceless

Ed Sheeran: Dari Balada ke Dentuman Lintasan

Ed Sheeran bukan pendatang baru di dunia soundtrack, tapi kali ini ia tampil dengan cara yang jauh berbeda. Lupakan gitar akustik yang mendayu. Dalam film F1 ini, Ed menghadirkan komposisi penuh tensi, beat yang mentah, dan aransemen yang penuh kejutan. Ia tak sedang membawakan lagu cinta, tapi nyanyian tentang obsesi, ambisi, dan harga yang harus di bayar untuk menjadi yang tercepat di dunia.

Salah satu lagunya mengiringi adegan klimaks: duel dua pembalap di tengah hujan deras, dengan musik yang berdentum seperti jantung penonton yang berdebar. Lagu Ed Sheeran dalam film ini bukan hanya soundtrack—ia menjadi karakter tersendiri, membangun narasi dan membakar emosi.

Line-Up Gila yang Tak Bisa Diabaikan

Rose dan Ed Sheeran bukan satu-satunya bintang dalam proyek soundtrack film ini. Nama-nama besar lainnya ikut meramaikan album, termasuk The Weeknd, Post Malone, hingga penyanyi alternatif seperti Halsey dan Labrinth. Semua tampil dengan lagu-lagu orisinal yang di buat khusus untuk menyesuaikan ritme film yang brutal dan penuh tensi.

Setiap musisi di beri kebebasan untuk menciptakan karya mereka sendiri, namun dengan satu misi yang jelas: mendefinisikan ulang apa itu “musik balapan”. Hasilnya? Sebuah koleksi lagu-lagu lintas genre yang membentuk pengalaman sinematik total—brutal, intens, dan sangat manusiawi.

Fusi Tak Terduga: Musik Pop Menabrak Dunia Motorsport

Formula 1 identik dengan teknologi, kecepatan, dan ego. Musik pop? Identik dengan emosi, romansa, dan kepekaan. Tapi ketika keduanya di gabungkan dalam film ini, yang muncul bukan konflik—melainkan simfoni gila yang menyatu dengan sempurna. Dentuman turbo bersanding dengan dentingan piano. Jeritan ban bersahutan dengan lengkingan vokal. Ini bukan hanya soundtrack; ini adalah revolusi.

Film ini sengaja di buat untuk menghancurkan batas antara dua dunia yang selama ini tampak tak berkaitan. Para pembuat film menyadari bahwa penonton modern tak hanya ingin menonton, mereka ingin merasa. Dan satu-satunya cara untuk itu adalah menyatukan kekuatan sinematik dan musikal secara ekstrem.

Visual yang Dibakar oleh Irama

Tak bisa di pungkiri, salah satu daya tarik terbesar film F1 ini adalah bagaimana musiknya menyatu dengan visualnya. Setiap tikungan tajam, setiap tabrakan, dan setiap momen sunyi di kokpit pembalap di iringi oleh lagu yang terasa seperti napas dari adegan itu sendiri. Ketika Rose menyanyikan bait terakhir lagunya, kamera menyorot mata pembalap utama yang berkaca-kaca—sebuah perpaduan emosional yang menghantam keras.

Musik bukan lagi pelengkap latar. Ia adalah pendorong narasi. Ia menyalakan mesin film ini dari awal hingga akhir. Film F1 ini membuktikan bahwa kecepatan bukan hanya soal mesin, tapi juga soal suara yang bisa mengguncang dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *